Badan Pusat StatistikBadan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik

Pada April 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sebesar 99,26, Atau Naik 0,49 Persen Dibandingkan Bulan Sebelumnya.

Pada April 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sebesar 99,26, Atau Naik 0,49 Persen Dibandingkan Bulan Sebelumnya.
Tanggal Rilis : 1 Juni 2009
Ukuran File : 0.13 MB

Abstraksi

Pada April 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) nasional sebesar 99,26, atau naik 0,49 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 94,36, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 102,27, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 103,98, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 104,15, dan untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN) 105,50.

Dari 32 provinsi (tanpa DKI) pada April 2009, NTP 18 provinsi naik, sedangkan 14 provinsi turun. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Jambi (2,26 persen), terutama disebabkan harga produsen Karet yang naik 7,89 persen. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kepulauan Riau (2,92 persen), terutama disebabkan harga produsen ikan tongkol yang turun 20,00 persen.

Pada April 2009, terjadi deflasi di daerah pedesaan di Indonesia sebesar 0,31 persen. Deflasi pedesaan April 2009 ini dipengaruhi oleh penurunan indeks harga subkelompok bahan makanan sebesar 0,98 persen sedangkan subkelompok makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi & olah raga serta transportasi dan komunikasi naik masing-masing sebesar 0,29 persen; 0,32 persen; 0,24 persen; 0,64 persen; 0,52 persen; 0,01persen.

Berdasarkan hasil observasi terhadap 791 transaksi gabah di 17 provinsi selama bulan Mei 2009, didominasi oleh Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 74,84 persen, diikuti oleh gabah kualitas rendah sebesar 18,71 persen, dan Gabah Kering Giling (GKG) sebesar 6,45 persen

Dibandingkan April 2009, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani sebesar Rp2.673,- per kg atau naik 2,66 persen dan di tingkat penggilingan sebesar Rp2.732,- per kg atau naik 2,63 persen (berada di atas HPP). Sedangkan rata-rata harga gabah kualitas GKG di tingkat petani sebesar Rp3.089,- per kg atau naik 17,36 persen dan di tingkat penggilingan sebesar Rp3.139,- per kg atau naik 16,49 persen (berada di atas HPP). Sementara itu, rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani sebesar Rp2.337,- per kg atau naik 1,31 persen.

Harga gabah terendah di tingkat petani berasal dari gabah kualitas rendah sebesar Rp1.850,- per kg yang terjadi di Kabupaten Sukabumi (Jawa Barat). Sedangkan harga tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP sebesar Rp3.635,- per kg yang terjadi di Kabupaten Batubara (Sumatera Utara).

Persentase harga gabah di bawah HPP di tingkat penggilingan turun dari 19,55 persen (April 2009) menjadi 6,84 persen (Mei 2009), sedangkan gabah kualitas rendah naik dari 18,02 persen (April 2009) menjadi 18,71 persen (Mei 2009).

Upah nominal harian buruh tani Nasional pada April 2009 naik sebesar 0,29 persen dibanding upah Maret 2009, yaitu dari Rp36.526,- menjadi Rp36.632,- per hari. Secara riil mengalami peningkatan sebesar 0,60 persen1).

Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada Mei 2009 naik 0,06 persen dibanding upah April 2009, yaitu dari Rp55.025,- menjadi Rp55.059,- per hari. Secara riil naik sebesar 0,02 persen1).

Upah nominal bulanan buruh industri pada triwulan III 2008 naik sebesar 0,25 persen dibanding upah triwulan II 2008 yaitu dari Rp1.106.883,- menjadi Rp1.109.680,-, secara riil turun 2,56 persen1). Dibanding upah triwulan III 2007 (year on year), upah nominal naik 9,25 persen.
Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS - Statistics Indonesia) Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta 10710 Indonesia

Telp (62-21) 3841195

3842508

3810291

Faks (62-21) 3857046

Mailbox : bpshq@bps.go.id

logo_footer

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik