Badan Pusat StatistikBadan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik

Pada Maret 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sebesar 98,78, Atau Naik 0,01 Persen Dibandingkan Bulan Sebelumnya.

Pada Maret 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sebesar 98,78, Atau Naik 0,01 Persen Dibandingkan Bulan Sebelumnya.
Tanggal Rilis : 1 Mei 2009
Ukuran File : 0.26 MB

Abstraksi

Pada Maret 2009, Nilai Tukar Petani (NTP) nasional sebesar 98,78, atau naik 0,01 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 93,90, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 102,62, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 102,23, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 104,06, dan untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN) 104,91.

Dari 32 provinsi (tanpa DKI) pada Maret 2009, NTP 20 provinsi naik, sedangkan 12 provinsi turun. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Jambi (3,12 persen), terutama disebabkan harga produsen Karet yang naik 13,04 persen. Penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Jawa Barat (1,13 persen), terutama disebabkan harga produsen padi yang turun 1,74 persen.

Pada Maret 2009, terjadi Inflasi di daerah pedesaan di Indonesia sebesar 0,33 persen. Inflasi pedesaan Maret 2009 ini dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga di 6 (enam) subkelompok, yaitu subkelompok bahan makanan 0,16 persen, makanan jadi 0,80 persen, perumahan 0,29 persen, sandang 0,66 persen, kesehatan 0,42 persen, serta pendidikan, rekreasi & olah raga 0,27 persen. Sedangkan subkelompok transportasi dan komunikasi turun sebesar 0,24 persen.

Berdasarkan hasil observasi terhadap 1.404 transaksi gabah di 18 provinsi pada April 2009, sebagian besar (73,8 persen) berbentuk Gabah Kering Panen (GKP), disusul 18,0 persen gabah kualitas rendah, dan 8,2 persen Gabah Kering Giling (GKG)

Pada April 2009, rata-rata harga GKP di tingkat petani adalah Rp2.603,- per kg atau naik 2,47 persen dibanding Maret 2009 dan di tingkat penggilingan Rp2.662,- per kg (naik 2,49 persen dan berada di atas HPP).

Rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp2.632,- per kg atau turun 15,52 persen dibanding Maret 2009 dan di tingkat penggilingan, Rp2.695,- per kg (turun 15,28 persen dan berada di bawah HPP). Rata-rata harga gabah kualitas rendah sebesar Rp2.307,- per kg atau naik 2,60 persen.

Harga gabah terendah di tingkat petani sebesar Rp1.800,- per kg dijumpai di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat (kualitas Rendah). Harga tertinggi sebesar Rp3.590,- per kg dijumpai di Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara (kualitas GKP).

Persentase harga gabah di tingkat penggilingan yang berada di bawah HPP turun dari 31,96 persen di Maret 2009 menjadi 19,55 persen di April 2009, demikian juga persentase gabah berkualitas rendah turun dari 31,26 persen di Maret 2009 menjadi 18,02 persen di April 2009.

Upah nominal harian buruh tani Nasional pada Maret 2009 naik sebesar 0,37 persen dibanding upah Februari 2009, yaitu dari Rp36.392,- menjadi Rp36.526,- per hari. Secara riil mengalami peningkatan sebesar 0,03 persen1).

Upah nominal harian buruh bangunan (tukang bukan mandor) pada April 2009 naik 0,27 persen dibanding upah Maret 2009, yaitu dari Rp54.878,- menjadi Rp55.025,- per hari. Secara riil naik sebesar 0,58 persen1).

Upah nominal bulanan buruh industri pada triwulan III 2008 naik sebesar 0,35 persen dibanding upah triwulan II 2008 yaitu dari Rp1.148.635,- menjadi Rp1.152.605,-, secara riil turun 2.47 persen1). Dibanding upah triwulan III 2007 (year on year), upah nominal naik 13.48 persen."
Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS - Statistics Indonesia) Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta 10710 Indonesia

Telp (62-21) 3841195

3842508

3810291

Faks (62-21) 3857046

Mailbox : bpshq@bps.go.id

logo_footer

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik