Badan Pusat StatistikBadan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik

Seminar Pemanfaatan Data Seluler untuk Statistik Resmi

Seminar Pemanfaatan Data Seluler untuk Statistik Resmi

19 Juni 2019 | Kegiatan Statistik


Jakarta - Penggunaan telepon seluler (mobile phone) sudah menjadi keseharian masyarakat, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Tercatat di tahun 2018 lebih dari lima miliar orang di seluruh dunia terdaftar dalam layanan mobile (sumber: GSMA intelligence). Hal itu diungkapkan Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto dalam pembukaan kegiatan Regional Workshop on the Use of Mobile Phone Data for Official Statistics, (11/6). BPS bersama dengan United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) dan United Nations Statistics Division (UNSD) menginisiasi kegiatan seminar pemanfaatan data telepon seluler dengan mengundang partisipan dari 12 negara (Indonesia, Thailand, Vietnam, Kamboja, Bangladesh, Filipina, Mongolia, Tiongkok, Nepal, Georgia, Malaysia, dan Papua Nugini).
“Jejak digital dari pengguna telepon seluler dapat diukur dan dimonitor untuk penyediaan data yang berkualitas dan aktual,” ujar Kecuk. Di BPS sendiri, data yang berasal dari telepon seluler, yang juga dikenal dengan Mobile Positioning Data (MPD) sudah digunakan sejak Oktober 2016 lalu, tepatnya untuk penghitungan wistatawan mancanegara, terutama di daerah perbatasan. Di tahun lalu, BPS mengembangkan mobile phone data yang diterapkan pada penghitungan wisatawan domestik dan statistik mobilitas. 
Seminar ini, menurut Gemma Van Halderen, Director of Statistic Division UNESCAP, bertujuan untuk mengetahui kegunaan mobile phone data untuk statistik resmi. ”To do your job better and more efficient," ujarnya. Hal ini karena belum semua negara partisipan menggunakan mobile phone data dalam perstatistikannya. Seminar ini bertujuan untuk memperkenalkan apa itu mobile phone data dan data apa yang bisa didapat dari sana. Kemudian juga untuk menunjukkan bagaimana pre-process mobile phone data dan cara mengombinasikannya dengan statistik tradisional yang berasal dari sensus, survei, ataupun data administratif.
Menurut Tanja Senersen, salah satu pembicara dari UNESCAP, big data merupakan suatu istilah yang menyebutkan data dalam jumlah yang sangat besar, baik dari segi kuantitas maupun keberagamannya. ”Big data creates challenges for official statistics,” ucapnya. Semua hal tersebut harus mengacu kepada 17 poin Sustainable Development Goals (SDGs).
“Harapannya, semua negara di wilayah Asia-Pasifik dapat menggunakan mobile phone data sebagai salah satu sumber data. Dan ke depannya kita akan memiliki data yang bisa diperbandingkan, based on the same data source and the same methods,” pungkas Kecuk.

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS - Statistics Indonesia) Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta 10710 Indonesia

Telp (62-21) 3841195

3842508

3810291

Faks (62-21) 3857046

Mailbox : bpshq@bps.go.id

logo_footer

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik