“Meski sudah ada data
registrasi e-KTP, Sensus Penduduk masih perlu, karena pemanfaatannya
berbeda. Data Sensus Penduduk dan database e-KTP saling melengkapi. Data
parameter demografi untuk pembangunan di Indonesia diperoleh dari
SP2020”. Penjelasan tersebut diucapkan oleh Guru Besar Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Indonesia, Sri Moertiningsih Adioetomo, ketika
menghadiri Seminar Internasional Persiapan Sensus Penduduk 2020.
Seminar
yang diselenggarakan di Ruang Meeting Gedung 1 Lantai 10, Selasa
(14/11) dibuka langsung oleh Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto. “BPS akan
menyesuaikan cakupan sebagaimana rekomendasi PBB untuk tidak lagi hanya
menggunakan metode tradisional, tetapi juga memanfaatkan data
administrasi penduduk. Metode ini dinamakan combined method yaitu perpaduan data registrasi penduduk dan pendataan sensus”, jelas Kecuk.
Usai pembukaan dilanjutkan diskusi panel, dengan narasumber M. Sairi Hasbullah (Deputi Bidang Statistik Sosial), Zudan
Arif Fakrulloh (Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil, Kementerian
Dalam Negeri), Mr. Chris Library (Australian Bureau Statistics) , Mrs
Pattama Amornsirisomboon (Director Social Statistics Division of
National Statistics Office of Thailand), serta dua Guru Besar Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Sri Moertiningsih Adioetomo,
dan Aris Ananta, dan dimoderatori oleh Richard Joanes Makalew dari UNFPA.
Dikatakan Kecuk, Sensus Penduduk 2020 bukan hanya tugas BPS namun tugas
bangsa ini. Sairi menguatkan bahwa, BPS perlu dukungan semua pihak
untuk menangkap dinamika, perubahan yang sangat luar biasa,
individualis, privacy dan sangat kompleksnya SP2020. “Indonesia
siap menghadapi SP2020 dan Indonesia akan sukses jika komponen bangsa
bahu membahu mendukung SP2020”, tegas Sairi.
Aris Ananta menyebutkan masalah etnisitas, suku bangsa, bahasa, dan
agama yang dapat dikupas dari SP2020 bisa memberikan gambaran fenomena
sosial di masyarakat, dari berbagai aspek, seperti sosial, politik,
budaya dan ekonomi yang luas. Lebih lanjut jika diibaratkan, data SP2020
itu bicara stock, sedang data e-KTP bicara flow.
Pengenalan dan pemanfaatan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
yang disingkat SIAK dijabarkan oleh Zudan. Salah satu menu tampilan SIAK
didemokan langsung dengan melakukan pencarian data Sairi. Dikatakan
Zudan, data e-KTP, yakni nama, alamat, tanggal lahir bukan merupakan
data rahasia, dikarenakan data-data tersebut selalu diberikan ketika
bersinggungan dengan berbagai layanan seperti perbankan, rumah sakit,
kepolisian, atau sekolah.
Banyak
yang ‘baru’ di SP2020. Kuesioner SP2020 juga disediakan dalam berbagai
bentuk (short form dan long form), CAPI, web, dan hard copy. Kerjasama
dan komunikasi yang intens antara BPS dan Kementerian Dalam Negeri,
diharapkan mampu memutus rantai masalah yang muncul selama ini, yakni
perbedaan dalam penghitungan jumlah penduduk. Yuk, kita bersiap
menyongsong SP2020.