Untuk kali ke-3 Pusdiklat BPS melaksanakan “Training Course on Sampling
Methods for Producing Core Data Items for Agricultural and Rural Statistics” pada
tanggal 10-21 Oktober 2016, di Pusdiklat BPS Lenteng Agung. Kepala BPS Suhariyanto membuka secara resmi kegiatan yang disponsori oleh United Nations Statistical Institute
for Asia and the Pacific (UNSIAP)
dan BPS ini. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas data statistik pertanian.
Pesertanya terdiri dari 12 negara yaitu Afganistan, Bhutan, Cambodia, Georgia,
Lao PDR, Maldives, Myanmar, Philippines, Samoa, Sri Lanka, Vietnam, dan
Indonesia. Materi kursus antara lain; bagaimana membuat design sampling untuk melaksanakan beragam survei sektor pertanian.
Harapannya peserta dapat berinteraksi langsung dan sharing informasi terkait
pengalaman melaksanakan survei. Pada akhirnya diharapkan pemahaman peserta terhadap data meningkat, dan terjadi peningkatan
kualitas data di masing masing negaranya.
Kursus ini merupakan salah satu kontribusi Pusdiklat BPS dalam upaya
menyiapkan kader-kader SDM BPS untuk mendukung program prioritas pertama Kepala
BPS yaitu meningkatkan kualitas data. Dalam sambutannya, Razali Ritonga selaku
Kepala Pusdiklat melaporkan bahwa tenaga pengajarnya berasal dari UN sebanyak 3
orang dan 1 orang dari BPS.
Salah
satu peserta dari Kementerian Pertanian, Diah Rini Arsih, yang telah 3 kali
mengikuti pelatihan ini merasakan manfaat yang sangat besar terutama untuk menyegarkan
kembali teknik pengambilan sampel. Refreshing
Training ini sangat penting untuk mengukur apakah survei yang dilakukan selama
ini telah sesuai dengan metodologi statistik yang berlaku. Apakah penarikan
samplenya sudah memenuhi kaidah-kaidah statistik yang baku atau belum. Peserta
dari Vietnam mengatakan bahwa, produksi pertanian di negaranya sudah sangat
baik. Produksi yang baik tentu harus didukung oleh perencanaan dan data
statistik yang baik juga. Perlu dipastikan metodologi yang dipakai dilapangan
sudah sesuai dengan kaidah statistik yang benar, terutama metoda samplingnya.