Siang itu, 15 Juli 2015, pelataran parkir
BPS lebih ramai dari biasanya. Beberapa
orang berpakaian hitam-hitam pun
sudah tampak sigap di Gedung 3 Lantai
1 BPS. Tiga papan nama sudah terpasang rapi
di tempatnya: Kepala BPS, Suryamin; Deputi Bidang Statistik
Distribusi dan
Jasa, Sasmito
Hadi Wibowo,
serta Menteri
Perdagangan,
Rachmat Gobel.
Menteri beserta
jajarannya
diterima dengan
hangat di ruang
VIP.
“Data
BPS ini kurang
akurat menurut
saya,” ujar
Rachmat begitu
tiba di ruang VIP,
sesaat sebelum
menempati
kursinya. Raut
wajah Suryamin seketika itu berubah. Pun
demikian dengan jajaran Kementerian
Perdagangan (Kemendag). Setelah tiga
detik terhenyak, bos sebuah perusahaan
elektronik raksasa ini melanjutkan,
”Bagaimana mau akurat karena dalam
kacamata saya televisi yang ada di depan itu
(sembari menunjuk televisi yang memang
ada di ruangan) bukan Panasonic.” Sontak
semua pun tertawa, melepas kelegaan.
Tak lama kemudian acara jumpa
pers perkembangan ekspor impor dimulai.
Meski dilaksanakan satu hari sebelum cuti
bersama Lebaran, cukup banyak awak
media massa yang menghadiri. Beberapa
wartawan mempertanyakan kebijakan
impor sapi kepada Rachmat. Sebagai
salah satu dukungan kepada kebijakan
pemerintah, Suryamin pun menambahkan,
“Berdasarkan data PSPK (Pendataan Sapi
Potong, Sapi Perah, dan Kerbau) tahun
2011, ada beberapa alasan kenapa tidak
semua sapi boleh dipotong, bisa jadi karena
usianya yang belum mencukupi. Nah,
didata PSPK itu semua disajikan lengkap.”
Diakhir kunjungan, Rachmat menyampaikan
apresiasinya atas undangan jumpa pers
tersebut.