Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
6. Air Bersih dan Sanitasi LayakProporsi Rumah Tangga Yang Memiliki Fasilitas Cuci Tangan Dengan Sabun Dan Air Menurut Provinsi (Persen)
Provinsi | Proporsi Rumah Tangga Yang Memiliki Fasilitas Cuci Tangan Dengan Sabun Dan Air Menurut Provinsi | ||
2019 | 2020 | 2021 | |
INDONESIA | 76,07 | 78,3 | 79,59 |
ACEH | 64 | 67,98 | 69,31 |
SUMATERA UTARA | 71,43 | 67,3 | 68,22 |
SUMATERA BARAT | 78,8 | 82,69 | 82,09 |
RIAU | 72,11 | 73,05 | 74,93 |
JAMBI | 71,47 | 73,12 | 73,41 |
SUMATERA SELATAN | 73,84 | 75,04 | 75,28 |
BENGKULU | 77,81 | 79,12 | 78,83 |
LAMPUNG | 74,73 | 78,06 | 80,69 |
KEP. BANGKA BELITUNG | 85,35 | 86,67 | 89,44 |
KEP. RIAU | 74,49 | 80,35 | 83,77 |
DKI JAKARTA | 73,18 | 76,83 | 79,52 |
JAWA BARAT | 76,82 | 79,1 | 79,49 |
JAWA TENGAH | 81,22 | 84,42 | 85,81 |
DI YOGYAKARTA | 80,89 | 84,64 | 87,54 |
JAWA TIMUR | 77,08 | 79,36 | 81,88 |
BANTEN | 74,19 | 78,36 | 80,27 |
BALI | 88,33 | 89,68 | 91,3 |
NUSA TENGGARA BARAT | 71,47 | 74,26 | 75,1 |
NUSA TENGGARA TIMUR | 51,92 | 54,43 | 56,33 |
KALIMANTAN BARAT | 71,31 | 72,9 | 74,94 |
KALIMANTAN TENGAH | 77,16 | 77,82 | 79,63 |
KALIMANTAN SELATAN | 85,39 | 86,7 | 87,16 |
KALIMANTAN TIMUR | 75,84 | 76,83 | 78,03 |
KALIMANTAN UTARA | 83,4 | 87,02 | 87,73 |
SULAWESI UTARA | 83,12 | 83,71 | 84,58 |
SULAWESI TENGAH | 81,38 | 81,93 | 82,23 |
SULAWESI SELATAN | 85,34 | 88,71 | 89,08 |
SULAWESI TENGGARA | 82,97 | 85,97 | 85,69 |
GORONTALO | 79,71 | 85,4 | 86,87 |
SULAWESI BARAT | 80,77 | 79,52 | 76,25 |
MALUKU | 75,6 | 79,13 | 79,84 |
MALUKU UTARA | 72,81 | 80,52 | 81,21 |
PAPUA BARAT | 69,47 | 73,53 | 73,71 |
PAPUA | 35,55 | 36,44 | 36,97 |
Sumber: BPS
- Angka 2016 merupakan angka hasil Susenas MKP 2016
- Pertanyaan mengenai fasilitas cuci tangan pertama kali ditanyakan di Susenas MKP 2016, untuk data KOR Maret 2016 belum mengakomodir pertanyaan mengenai fasilitas cuci tangan
Nama Indikator
Proporsi Populasi Yang Memiliki Fasilitas Cuci Tangan Dengan Sabun Dan Air Menurut Provinsi
Uraian
Proporsi populasi yang memiliki fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air adalah perbandingan antara banyaknya rumah tangga yang memiliki kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun dengan jumlah rumah tangga seluruhnya. Proporsi penduduk yang biasa mencuci tangan dengan sabun dan air adalah perbandingan antara penduduk yang biasa mencuci tangan dengan sabun dan air dibagi dengan jumlah penduduk seluruhnya. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup. Menurut penelitian, perilaku mencuci tangan pakai sabun merupakan intervensi kesehatan yang paling murah dan efektif dilakukan dibandingkan dengan cara lainnya untuk mengurangi risiko penularan penyakit. Data yang diukur menggunakan variabel kombinasi antara perilaku cuci tangan dan ketersediaan sarana prasarana cuci tangan dengan sabun dan air. Hal ini dimaksudkan agar variabel yang diukur dapat secara tepat menggambarkan kondisi populasi yang memiliki fasilitas cuci tangan disertai dengan perilaku mencuci tangan dengan sabun dan air, sehingga lebih tepat sasaran.
Manfaat
Peningkatan fasilitas sanitasi, akses air bersih, dan sabun sangat penting. Memasyarakatkan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun merupakan upaya yang dinilai paling efektif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Membuat masyarakat untuk mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan kamar kecil atau sebelum makan, memerlukan perubahan perilaku.
Nama Kegiatan
Kompilasi Data Indikator Pembangunan Berkelanjutan
Penyelenggara
Subdit. Stat. Lingkungan Hidup
Penjelasan Umum
Saat ini lingkungan hidup menjadi salah satu isu utama dalam wacana semua tingkat, baik nasional maupun internasional. Hal ini tidak lepas dari timbulnya kesadaran bahwa fenomena perubahan alam yang banyak menimbulkan bencana ini juga disumbang oleh perilaku manusia. Kesadaran bahwa manusia adalah makhluk ekologis yang juga masuk dalam jaringan ekosistem yang luas membuat manusia harus selalu mempertimbangkan faktor lingkungan dalam setiap kegiatan maupun pembangunan. Kemajuan pembangunan nasional saat ini membawa perubahan yang signifikan, namun kemajuan pembangunan tidak diimbangi dengan kemajuan kelestarian lingkungan alamnya. Terbukti dengan banyaknya kerusakan alam yang terjadi akibat pembangunan yang dilakukan dengan tidak memperhatikan lingkungan. Terkait dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu indikator pembangunan berkelanjutan untuk mengetahui tingkat perkembangan pembangunan yang dapat diperbandingkan antar waktu dan wilayah.
Tujuan
1. Menyediakan informasi yang menggambarkan keadaan dan usaha-usaha penanggulangan kerusakan terhadap alam secara berkesinambungan;
2. Menyediakan informasi yang komprehensif, mengenai tekanan, dampak, dan respon terhadap kegiatan sosial ekonomi pada lingkungan hidup;
3. Menyajikan data dan informasi tentang perkembangan keadaan dan kondisi lingkungan hidup di Indonesia.
Tahun Kegiatan
2019
Frekuensi Kegiatan
Tahunan
Frekuensi Pengumpulan Data
- Tahunan