Badan Pusat StatistikBadan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik

NTP nasional September 2017 sebesar 102,22 atau naik 0,61 persen dibanding NTP bulan sebelumnya

NTP  nasional  September  2017  sebesar  102,22  atau  naik  0,61  persen  dibanding  NTP  bulan  sebelumnya
Tanggal Rilis : 3 Oktober 2017
Ukuran File : 0.54 MB

Abstraksi

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yangditerimapetani(It) terhadap indeks harga yang dibayar petani(Ib).

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

NTP nasional September 2017 sebesar 102,22 atau naik 0,61 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,49 persen sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani(Ib) turun sebesar 0,12 persen.

Pada September 2017, NTP Provinsi Sumatera Selatan mengalami kenaikan tertinggi (2,16 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami penurunan terbesar (0,95persen)dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya.

Pada September 2017 terjadi deflasi perdesaan di Indonesia sebesar 0,27 persen disebabkan oleh turunnya indeks kelompok bahan makanan.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional September 2017 sebesar 110,91 atau naik 0,27 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

Perkembangan Harga Gabah dab Beras di Penggilingan

Dari 1.252 transaksi penjualan gabah di 23 provinsi selama September 2017, tercatat transaksi gabah kering panen (GKP) 76,52 persen, gabah kualitas rendah 14,62 persen, dan gabah kering giling (GKG) 8,86 persen.

Selama  September  2017,  rata-rata  harga  GKP  di  tingkat petani  Rp4.655,00  per  kg  atau  naik  3,22  persen  dan  di tingkat penggilingan Rp4.744,00 per kg atau naik 3,31 persen dibandingkan  harga  gabah  kualitas  yang  sama  pada  Agustus 2017. 

Rata-rata harga GKG di petani Rp5.502,00 per kg atau naik 0,58 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.590,00 per kg atau naik 0,21 persen. Harga gabah kualitas rendah di tingkat petani Rp4.276,00 per kg atau naik 6,57 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.368,00 per kg atau naik 6,43 persen.

Dibandingkan   September   2016,   rata-rata   harga   pada September 2017 di tingkat petani untuk semua kualitas GKP, GKG, gabah kualitas rendah mengalami kenaikan masing- masing 2,60 persen, 4,11 persen, dan 4,91 persen. Demikian juga di tingkat penggilingan rata-rata harga untuk kualitas GKP, GKG, dan gabah kualitas rendah mengalami kenaikan masing- masing 2,64 persen, 3,58 persen, dan 4,40 persen.

Pada Agustus 2017, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp9.471,00 per kg, naik sebesar 0,36 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp8.935,00 per kg, naik sebesar 1,27 persen. Sedangkan rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp8.672,00 per kg, naik sebesar 2,80 persen.    

Dibandingkan dengan September 2016, rata-rata harga beras di penggilingan pada September 2017 untuk kualitas premium naik 3,95 persen, kualitas medium turun 0,33 persen, dan kualitas rendah juga turun 1,24 persen

Berita Resmi Statistik Terkait

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS - Statistics Indonesia) Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta 10710 Indonesia

Telp (62-21) 3841195

3842508

3810291

Faks (62-21) 3857046

Mailbox : bpshq@bps.go.id

logo_footer

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik