Tanggal Rilis | : | 5 Mei 2011 |
Ukuran File | : | 0.1 MB |
Abstraksi
Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku pada Triwulan I-2011 mencapai Rp1.732,3 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp594,0 triliun.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan I-2011 dibandingkan Triwulan IV-2010, yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat sebesar 1,5 persen (q-to-q). Pertumbuhan ini didukung oleh Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan dan Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan. Pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan sebesar 18,1 persen, karena adanya musim panen tanaman padi pada Triwulan I-2011.
PDB Indonesia pada Triwulan I-2011 dibandingkan triwulan yang sama tahun 2010 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,5 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh semua sektor, dimana pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 13,8 persen.
Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan I-2011 dibandingkan triwulan yang sama tahun 2010 didukung oleh kenaikan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,5 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 7,3 persen, Komponen Ekspor naik sebesar 12,3 persen. Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah juga mengalami peningkatan sebesar 3,0 persen, sedangkan komponen Impor naik 15,6 persen.
Pada Triwulan I-2011 dibandingkan dengan Triwulan IV-2010, Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga secara riil meningkat sebesar 0,9 persen, sedangkan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah turun sebesar 46,6 persen dan Pembentukan Modal Tetap Bruto turun 3,4 persen. Ekspor Barang dan Jasa juga turun sebesar 7,0 persen dan Impor Barang dan Jasa turun sebesar 3,4 persen.
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada Triwulan I-2011 masih didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 57,9 persen, kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,5 persen, Pulau Kalimantan 9,2 persen, Pulau Sulawesi 4,6 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,5 persen dan sisanya (Maluku dan Papua) 2,3 persen.